Selasa, 04 Januari 2011

makalah belajar

BELAJAR


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Psikologi umum
Dosen Pengampu: Eva Latifah,M.Si




Disusun oleh
Rofik Irwan As’adi     ( 09480097 )
Taufikh Hidayath        ( 09480118 )
Listiyana Yulianti       ( 09480123 )
Danang Kurniawan     ( 09480125)


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Masalah mendidik adalah masalah setiap orang, karena sejak dahulu hingga sekarang berusaha mendidik anak-anaknya atau anak-anak lain yang diserahkan kepadannya untuk dididik. Demikian pula masalah “ belajar “ dan “ mengajar “, yang dapat dikatakan sebagai tindak pelaksanaan usaha pendidikan adalah masalah setiap orang.
Tiap orang boleh dikatakan selalu belajar dan juga dalam arti tertentu mengajar, misalnya guru mengajar murid-muridnya, pelatih mengajar para olahragawan, dokter mengajar pasien-pasiennya dan sebagainnya.
Kenyataannya bahwa “ belajar “ dan “mengajar” adalah masalah setiap orang, maka perlu dan penting menjelaskan dan merumuskan masalah belajar tersebut, terutama bagi kita calon kaum pendidik profesional supaya kita dapat menempuhnya dengan lebih effisien dan seefektif mungkin.





BAB II :
PEMBAHASAN
A .Pengertian  Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian ilmu”.  Menurut bebrapa tokoh, belajar dapat diartikan sebagai berikut :
a. Hilgard dan Bower
Belajar (to learn) memiliki arti :  to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study,  to fix in the mind or memory, memorize, to acquire trough experience,to become informe of to find out. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
b. Cronbach berpendapat Learning is shown by change in behavior as relust of experience. Belajar yang terbaik adalah pengalaman.
c. Spears menyatakan bahwa Learning is to observy, to read, to imitate, to try something themselves, to following direction.
d. Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
e. Chaplin  menyatakan belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
kita simpulkan definisi-definisi di atas dan juga definisi lainnya maka akan kita dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut :
a.                          bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial)
b.                          bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
c.                          bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( dengan sengaja )[1]
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara global, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1.      faktor internal ( faktor dari dalam siswa) , yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa
faktor-faktor yang berasal dari diri si pelajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a.       faktor- faktor fisiologis
kondisi umum jasmani dan tonus  (tegangan otot) dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siwa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makan-minum, istirahat akan menimbulkan raksi  tonus  yang negatif dan merugikan siswa itu sendiri.
            Kondisi organ-organ khusus siswa  seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan pengelihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di dalam kelas.
b.      faktor- faktor psikologis
banyak faktor yang temasuk aspek psikologis yang daoat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Diantara faktor- faktor rohaniah siswa yang lebih esensial dianaranya adalah; tingkat kecerdasan siwa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.[2]

2.      faktor eksternal ( faktor dari luar siswa ), yakni keadaan lingkungan di sekitar siswa
faktor- faktor yang berasal dari luar diri pelajar digolongkan  menjadi dua golongan yaitu :
a.       faktor- faktor non sosial
kelompok faktor ini terbilang cukup banyak diantaranya adalah keadaan udara, suhu, cuaca, waktu , tempat belajar, fasilitas belajar  dan sebagainya. Faktor– faktor di atas yang telah disebutkan harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu ( menguntungkan ) proses belajar secara maksimal. Semua faktor tersebut diusahakan untuk dapat memenuhi syarat- syarat menurut pertimbangan didaktis, psikologis, dan pedagogis.
b.      faktor-faktor sosial
lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya termasuk juga lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman bermain siswa tersebut.lingkungan sosial yang paling banyak pengaruhnya terhadap kegiatan belajar ilah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat- sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga semuannya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3.      faktor pendekatan belajar
 yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.Dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.[3]
Pendekatan belajar
Motif dan ciri
strategi
1.      surface approach( pendekatan permukaan

2.      deep approach( pendekatan mendalam )

3.      achieving approach(pendekatan mencapai prestasi tinggi)
Ekstrinsik dengan ciri menghindari kegagalan tapi tidak belajar keras

Intrinsik dengan ciri berusaha memuaskan keingintahuan terhadap isi materi
Ego-enhancement dengan ciri bersaing untuk meraih prestasi tinggi
Memusatkan pada rincian-rincian materi dan memproduksi secara persis
Memaksimalkan pemahaman dengan berfikir, banyak membaca dan diskusi
Mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha (study skills)

C. Jenis- jenis belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memilik corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam- macam.
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masaah yang tidak nyata. Misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti Tauhid.
b. Belajar Keterampilan
            belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan- geralan motorik yakni yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot neuromuscular . Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah : shalat dan haji.
c. Belajar Sosial
Belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah- masalah sosial. Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.
d. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode- metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannua adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan amsalah-masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah.
e. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional. Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep- konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan erat dengan belajar pemecahan masalah. Sama dengan bidang studi untuk pemecahan masalah, belajar rasional tidak memberi tekanan khusus pada penggunaan studi eksakta.
f. Belajar Pembiasan
Belajar pembiasan adalah proses pembentukan kebiasaan- kebiasaan baru yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. (Kontekstual)
g. Belajar Apresiasi
Adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan, affective skills yang dalam hal ini kemampuan menghargai, secara tepat terhadap nilai objek tertentu. Bidang-bidang studi yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar apresiasi antara lain : bahasa dan sastra, kerajinan tangan, kesenian, dan menggambar.
h. Belajar Pengetahuan
Adalah belajar dengan cara melakukan penyeledikian mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu, dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus untuk mempelajarinya.[4]



D. Ragam alat belajar
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniahb dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Potensi- potensi tersebut terdapat dalam organ- organ fisio-psikis manusia yang berfugsi sebagai alat- alat penting untuk melakukan kegiatan belajar. Adapan ragam alat fisio-psikis diantaranya adalah sebagai berikut
1.      indera pengelihatan (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual
2.      indera pendengar( telinga), yaki alat fisik yang berguna menangkap informasi verbal.
3.      Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan.[5]
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat An-Nahl: 78



Bab III
Penutup

Dari makalah yang telah kita bahas bersama tadi dapatlah diketahui bahwa esensi dari belajar adalah membawa perubahan ( dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial), mendapatkan kecakapan belajar, dan dikarenakan usaha yang sengaja.
Ada tiga  hal yang dapat mempengaruhi kualitas belajar seorang diantaranya terdapat faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar seorang.selain itu terdapat pula jenis- jenis belajar siswa, bejar abstrak, belajar pengetahuan, belajar pemahaman adalah diantaranya.
Manusia diberikan Allah anugrah untuk memperdalam pengetahuanya, yang dapat kita sebut sebagai ragam alat belajar diantarannya indera penglihat, indera pendengar dan juga akal pikiran. Hal tersebut sesuai dengan Quran surat An- Nahl ayat 78.




[1][1] Sumadi suryabrata, “ psikologi pendidikan “ .(jakarta:raja grafindo persada,2004) hal.232
[2] Muhibbin syah, “ psikologi pendidikan dengan pendekatan baru”,(bandung:remaja rosdakarya,1995) hal 133
[3] Ibid, hal 138
[4]Muhibbin syah, “ psikologi pendidikan dengan pendekatan baru”,(bandung:remaja rosdakarya,1995) hal 122-124
[5] Ibid hal 102

Tidak ada komentar:

Posting Komentar